GUA ST. PIETERSBERG, KEINDAHAN
SEJARAH DI PERUT BUMI MAASTRICHT
Nilai sejarah dan seni tak jarang membuat sebuah tempat menjadi destinasi wisata populer. Tapi beranikah Anda untuk mengunjungi tujuan wisata tersebut jika terletak di bawah tanah? Menelusuri sebuah keindahan yang tersembunyi di balik gelap, lorong tanpa suara, tanpa sinyal telepon, dan tanpa mengetahui apakah hari masih pagi, siang, atau sudah malam.
Jika berani maka Gua St. Pietersberg di kota Maastricht, Belanda, menunggu kehadiran Anda. Kota paling selatan di Belanda ini memang memiliki pesona memikat baik diatas maupun di bawah tanahnya. Gua St. Pietersberg merupakan bekas pertambangan napal di bukit St. Pietersberg. Napal merupakan batu lumpur yang mengandung kapur, tanah liat, serta aragonit. Batuan ini merupakan bahan baku bangunan yang sangat baik. Bangsa Romawi adalah yang pertama kali menemukan kekayaan bumi ibu kota Provini Limburg tersebut.
Bekas penambangan batuan napal di perut bukit St. Pietersberg menghasilkan labirin yang indah. Dulu labirin tersebut memiliki 20.000 lorong yang jika digabungkan panjangnya bisa mencapai 200 kilometer, tetapi kini hanya tersisa 8.000 lorong saja dengan total panjang 80 kilometer. Di rumah dari banyak kelelawar ini Anda akan sangat mudah tersesat, untuk itu kunjungan ke tempat ini harus didampingi pemandu. Gua St. Pietersberg tak hanya sebagai sumber napal, tetapi juga berfungsi sebagai tempat persembunyian rakyat Maastricht dari beragam peristiwa perang yang terjadi di sana. Labirin tersebut juga digunakan sebagai jalur pelarian orang-orang Belanda ke Belagia. Sebanyak 45.000 jiwa bisa ditampung di dalam gua ini. Selama 10 hari orang-orang mencoba bertahan di gua lembab dan dingin tersebut.
Peristiwa sejarah tentang kelahiran, kematian, juga keseharian yang terjadi dalam tambang napal ini diceritakan dengan jelas melalui beragam sketsa dan lukisan cantik di dinding gua. Lukisan-lukisan itu ada yang sudah berusia 200 tahun lebih. Pernah adanya kehidupan di sana pun ditandai dengan toilet-toilet buatan, satu kapel protestan, dua kapel katolik, dan dapur lengkap dengan oven buatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar